Sumber gambar pinterest.com |
Berita merupakan unsur utama dalam media massa dan bagian terpenting dalam dunia jurnalistik. Secara teknis kita mengenal dalam menulis berita harus memenuhi unsur-unsur 5W+1H (Who, What, When, Where, Why + How)
- Who - Pelaku. Siapa? Siapa yang melakukan? Siapa yang mengadakan? Siapa saja yang terlibat? Biasanya nama orang atau lembaga.
- What - Peristiwa. Apa? Melakukan apa? Mengadakan apa? Berbicara apa? Menyelenggarakan apa?
- Where - Tempat. Di mana diadakannya? Di mana terjadinya? Di mana lokasinya?
- When - Waktu. Kapan? Hari apa tanggal berapa? Iraha? Berpa lama?
- Why – Mengapa. Tujuan, latar belakang. Kenapa terjadi? Untuk apa? Apa yang ingin dicapai? Mengapa terjadi? Kenapa diadakan? Kenapa bisa begitu?
- How - Detail (runtutan) kejadian. Bagaimana jalan ceritanya? Bagaimana urutan kejadiannya? Bagaimana prosesnya? Ada apa saja dalam proses itu?
Piramida Terbalik.
Dari keenam unsur berita tersebut, urutannya dapat dibolak-balik, namun yang jelas yang dianggap penting diletakkan paling atas. Penyusunannya mengacu pada format penulisan pemberitaan yang dikenal dengan istilah “piramida terbalik” yakni mengedepankan unsur terpenting dalam peristiwa. Alat itu merupakan struktur berita yang menempatkan informasi dengan urutan prioritas paling penting di bagian atas, kemudian disusunan berikutnya dengan derajat agak penting, hingga kurang penting.
Lantas apa manfaat penulisan berita dengan bentuk piramida terbalik? Manfaat utama dari struktur piramida terbalik berkait dengan kolom atau ruang yang disediakan untuk memuat berita. Ketika berita itu terlalu panjang dan tidak cukup untuk dimuat di halaman yang disediakan, maka editor dapat membuang bagian berita itu mulai dari paling bawah atau derajat informasi pentingnya yang paling rendah (biasanya diletakkan di bagian bawah atau di akhir berita).
Struktur piramida terbalik ini dimanfaatkan karena pada zaman baheula -- sebelum email ada-- wartawan mengirim berita melalui telegram atau faksimili. Untuk itu, urutan informasi yang penting harus didulukan. Lebih-lebih lagi media cetak, ruang atau halaman yang tersedia amat terbatas, maka berita disajikan dari yang paling penting, penting, hingga kurang penting. Pencampuran teknik penulisan dengan rumus 5 W + 1 H dan piramida terbalik akan membuat tulisan berita yang telah terpotong (dipenggal) hingga tersisa hanya lead-nya (bagian depan) masih bisa dimaknai pembaca.
Teknik Menulis Berita di Media Online
Penulisan online memiliki kaidah dan gaya tersendiri yang berbeda dengan gaya penulisan di media cetak atau elektronik.
Karakteristik pembaca media online berbeda dengan pembaca media cetak. Users membaca website 25% lebih lambat daripada membaca media cetak. Users juga hanya membaca kurang dari 28% kata-kata yang ada di tampilan layar (Paul Bradshaw). Users kebanyakan tidak membaca kata satu persatu, namun memindainya (scanning) tampilan situs. Perbedaan karakter users mengakibatkan adanya perbedaan antara menulis di media konvensional dengan media online.
Paul Bradshaw memberikan 5 tips menulis di media online. Tips tersebut adalah Brevity, Adaptabilty, Scannability, Interactivity, Community and Communication. Bradshaw kemudian menyingkatnya menjadi BASIC.
1. Brevity ( Ringkas / Singkat)
Roberts Niles dalam How To Write For The Web menyebutkan The Shorter, the Better. Menulis dalam media online memang harus singkat. Hal ini terkait dengan daya tahan manusia yang terbatas ketika menatap layar. Jika tulisan dalam media online terlalu panjang, maka mata akan lelah membaca. Akibatnya users tidak akan membaca tulisan hingga selesai, atau bahkan tidak membacanya sama sekali. Selain itu, tulisan dalam media online harus ringkas karena menyesuaikan dengan tingkat kesibukan manusia yang tinggi. Manusia sekarang ini hanya memiliki sedikit waktu untuk membaca media. Jadi berita yang ringkas adalah yang mereka butuhkan.
Berikut cara-cara untuk membuat tulisan menjadi ringkas:
- Hilangkan kata-kata yang tidak penting
- Usahakan sebuah tulisan tidak lebih dari 800 kata
- Jumlah kata setiap paragraf tidak lebih dari 100 kata
- One idea per paragraph . Setiap paragraph harus jelas ide pokoknya
- Tidak perlu menambahkan latar belakang ke dalam tulisan. Tinggal menautkan latar belakangdari berita lain ke dalam tulisan
- Menulis dengan piramida terbalik, yang terpenting di atas
2. Adaptability (Kemampuan Adaptasi )
Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut siapapun yang menulis di media online untuk menyesuaikan diri. Jurnalis atau wartawan online dituntut menyajikan informasi-informasi dengan media yang konvergen. Maksud media yang konvergen adalah jurnalis mampu memanfaatkanbaik audio, visual, video, ke dalam tulisannya. Media yang konvergen adalah salah satu kelebihan media online yang tidak dimiliki media lain sehingga harus dimaksimalkan. Tidak hanya dalam konvergensi media, penulis media online juga dituntut untuk tahu kebutuhan pembaca di tengah kebutuhan dan referensi publik. Sehingga users/ pembaca bisa memanfaatkan informasi-informasi yang di tulis.
3. Scannability (Kemampuan untuk dipindai)
Rata-rata kunjungan users ke sebuah website sangat singkat. Kunjungan selama 10 menit sudah dapat dikatakan cukup lama. Rata-rata users menilai sebuah situs hanya dalam seperduapuluh detik. Mengingat durasi yang sangat singkat, mengharuskan sebuah tulisan dalam media online menarik dan mudah untuk dipindai.
Berikut merupakan beberapa tips supaya pembaca mudah memindai tulisan:
- Headline tidak bermakna ganda atau ambigu
- To the point. Hindari tulisan yang berbelit-belit. Caranya dengan mengucapkan secara keras sebelum menuliskannya. Manusia cenderung berbicara lebih to the point dibandingkan ketika menulis
- Menambahkan Sub headings. Jika sebuah tulisan lebih dari 300 kata, sub headings membantu pembaca memindai tulisan tersebut secara lebih efektif
- Menambahkan Bullets List. Penomoran atau bullet list membantu pembaca untuk lebih memahami isi teks. Mungkin di media cetak penomoran atau bullet terlihat jelek, tetapi di media online bullet list sangatlah membantu.
- Blockquotes. Tambahkan kutipan supaya pembaca lebih nyaman dalam membaca tulisan media online
- Highlight . Tandai kata-kata penting dengan warna lain, ditebalkan, dimiringkan, digarisbawahi, atau dengan ukuran yang berbeda
- Jadikan tulisan dalam potongan-potongan (chunks) supaya tampilan lebih menarik dan pembaca tidak cepat bosan
- Maksimalkan penggunaan SEO (Search Engine Optimization) untuk memudahkan users mencari tulisan di search enginge atau mesin pencari (misal google). Caranya dengan membuat kata kunci semenarik mungkin
- Hindari salah ketik, supaya pembaca lebih cepat paham
4. Interactivity
Interactivity membuat provider dan users menjadi lebih dekat. Sebab memungkinkan terlibat secara lansgung. Pembaca tidak hanya membaca tetapi juga bisa terlibat secara langsung. Adanya link yang saling menghubugkan website-website terakit dengan tulisan. Hal ini membuat website semakin menarik. Selain itu mendorong users untuk aktif terlibat dengan mengklik link-link tersebut.
5. Community and Conversation (Komunitas dan Komunikasi)
Kehadiran media online memberi kesempatan bagi siapa saja untuk berkomunikasi. Hal ini membuat pembaca membentuk kelompok-kelompok pembaca atau komunitas. Mereka bisa saling bertukar pendapat atau pemikiran karena media online memberi kesempatan untuk saling berinteraksi. Dalam media online, pembaca bukan hanya sekedar audiens. Selain mencipatkan grup-grup diskusi, pembaca juga bisa memproduksi berita. Adanya media online membuat citizen journalisme menemukan momen dan tempatnya. Siapa saja bisa menulis berita di media online. Di atas merupakan tips dan trik menulis di media online. Karakteristik pembaca yang berbeda dengan media cetak mau tidak mau menutut adanya perubahan dalam cara menulis di media online. Semoga tips dan trik di atas bermanfaat. Selamat menulis.
Gaya Penulisan: Online Writing Style
Berikut ini lima gaya penulisan untuk bisa memenuhi 5 kaidah menulis di atas.
Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea (paragraf) pendek. Idealnya, satu alinea maksimal 5 baris.
2. Jarak Antar-Alinea
Harus ada jarang antar-alinea, menyisakan "ruang kosong" atau "ruang putih" (white space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan enak dibaca. (Perhatikan contoh di atas!)
3. Tidak Ada Indent
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk/lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya naskah koran atau majalah. Ide penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya "tidak lazim". Coba simak situs-situs terkemuka, adakah indent?
4. Rata Kiri (Align Left)
Ini optional. Tapi jika menggunakan "align justify", maka tulisan Anda akan terkesan formal, serius, dan kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan "justify", misalnya situs instansi pemerintah yang "terbawa suasana formal-birokratis". (Sepertinya saya harus mulai merubah gaya saya menjadi Rata Kiri nih)
Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan banyak menyisakan "ruang istirahat mata".
5. Highlight
Akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan online diberi tanda-tanda khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan (italic), diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan naskah online Anda "eye catching" --menarik perhatian mata user.
Referensi :
Membuat Judul dan Teras Berita
Cara Menulis Judul yang Baik dan Benar Sesuai EYD
Beberapa Kesalahan Saat Menulis Judul
- Berbagai Artikel Jurnalistik Online
BELAJAR JURNALISTIK ONLINE
Dasar Jurnalistik OnlineMembuat Judul dan Teras Berita
Cara Menulis Judul yang Baik dan Benar Sesuai EYD
Beberapa Kesalahan Saat Menulis Judul
Wawancara
Reportase/Laporan
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan : My Blog, My Rules
- Harap Berkomentar Sesuai Dengan Judul Bacaan
- Gunakan Bahasa yang Sopan, Hargai Orang Lain
- Tidak Diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang atau Berjualan
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam