Banner Ads 480X60

Selasa, 01 September 2015

Dirgahayu Polisi Wanita, Mengenal Sejarah Polwan

Posted by Daniel Ldt Ttnt on Selasa, 01 September 2015

image courtesy klikpositif.com
Ketegaran seorang Polisi berpadu dengan kelembutan dan keanggunan seorang wanita yang sedang di terpa teriknya sinar mentari. Itulah yang saya lihat di mata seorang Polwan saat mengatur arus lalu-lintas di sebuah jalan raya. Polwan adalah satuan Polisi khusus yang berjenis kelamin wanita. Sejarah telah menuliskan bahwa kelahiran Polisi Wanita (Polwan) di negeri kita ini tidaklah jauh berbeda dengan kelahiran Polisi Wanita di negara lain di dunia. Polwan biasanya bertugas dalam penanganan dan penyidikan terhadap kasus – kasus kejahatan yang melibatkan kaum wanita, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku kejahatan.

Hari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti meresmikan Monumen Polisi Wanita yang terletak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, pagi ini, Selasa, 1 September 2015. Monumen yang terletak di simpang Stasiun Bukittinggi itu diresmikan setelah adanya pemugaran. Peresmian ini bertepatan juga dengan hari jadi polwan ke-67.

Monumen ini awalnya dibangun pada 1992. Tahun ini merupakan pemugaran kali ketiga, dalam sejarahnya, polwan awalnya dibentuk di Kota Bukittinggi. Itulah alasan mengapa Monumen Polwan dibangun di kota itu.

Sejarah Polwan

Sejarah polwan di Indonesia berawal pada 1 September 1948. Saat itu, di Bukittinggi, pemerintah I
ndonesia sedang berjuang menghadapi Agresi Militer II Belanda. Akibat serangan besar-besaran Belanda, banyak warga mengungsi. Pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan. 

Ketika memasuki wilayah yang dikuasai Republik, ada penggeledahan untuk memastikan tidak ada penyusup. Namun banyak pengungsi perempuan menolak diperiksa polisi pria. 

Pemerintah lalu menunjuk Sekolah Polisi Negara di Bukittinggi untuk mulai merekrut polisi wanita. Polri membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum wanita. Sejak itu, polwan menjadi bagian dari Kepolisian RI. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka "Pendidikan Inspektur Polisi" bagi kaum wanita. Setelah melalui seleksi terpilihlah 6 (enam) orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang, yaitu:
  1. Mariana Saanin Mufti
  2. Nelly Pauna Situmorang
  3. Rosmalina Pramono
  4. Dahniar Sukotjo
  5. Djasmainar Husein
  6. Rosnalia Taher
Ke enam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukittinggi. Sejak saat itu dinyatakan lahirlah Polisi Wanita yang akrab dipanggil Polwan. Keenam Polwan angkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di tanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).

Tugas Polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi bahkan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas polisi prianya. Bahkan di penghujung tahun 1998, sudah lima orang Polwan dipromosikan menduduki jabatan komando (sebagai Kapolsek). Hingga tahun 1998 sudah 4 orang Polwan dinaikkan pangkatnya menjadi Perwira Tinggi berbintang satu.

Kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antar pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan dewasa ini adalah tantangan amat serius Korps Polisi Wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri. Hingga saat ini juga sudah ada Polwan yang memegang jabatan sebagai Kapolres.

Perwira Tinggi Polwan
  1. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Jeanne Mandagi, SH (Jabatan terakhir : Kadivhumas Polri)
  2. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Roekmini Koesoema Astoeti (Jabatan terakhir : - )
  3. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Paula Maria Renyaan Bataona (Jabatan terakhir : Wakil Gubernur Provinsi Maluku 1998-2003)
  4. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Sri Kusmaryati (Jabatan terakhir : Lemdiklat Polri)
  5. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dra. Noldy Rata (Jabatan terakhir : Konsultan Ahli Tim Asistensi Bidang Pencegahan BNN (sekarang) )
  6. Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Hj. Rumiah Kartoredjo, S.Pd (Jabatan terakhir : Kapolda Banten 2008-2010)
  7. Brigadir Jenderal Polisi Basaria Panjaitan, SH, MH (Jabatan terakhir : Widyaiswara Madya Sespim Polri)
  8. Brigadir Jenderal Polisi Soepartiwi, M.Pd (Jabatan terakhir : Kadiklatsus Jatrans Lemdik Polri)
Dirgahayu Polisi Wanita, semoga Polwan bisa sebagai pelopor revolusi mental dalam rangka memantapkan soliditas dan profesionalisme polri. Salam Brigade !!!

Selamat ulang tahun Lett 


Banner Ads 300X250
Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan : My Blog, My Rules
- Harap Berkomentar Sesuai Dengan Judul Bacaan
- Gunakan Bahasa yang Sopan, Hargai Orang Lain
- Tidak Diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang atau Berjualan
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam